Trauma Terkena Deman Berdarah, Ringgo Agus Rahman Sekeluarga Babat Tanaman di Rumah Hingga Vaksin DBD untuk Cegah Terkena Lagi

Dari pengalaman tidak enak tersebut, Ringgo dan Sabai pun melakukan pencegahan, dari setiap malam “bersahabat” dengan raket nyamuk, membabat taman di rumah, hingga vaksin. 

“Saking traumanya saya sampai babat taman di rumah agar tidak jadi sarang nyamuk. Lalu kamu sekeluarga memutuskan vaksin DBD, kecuali anak nomor 2 karena belum berusia 6 tahun. Apalagi anak pertama kan belum kena jadi langsung cepat-cepat cegah” kata Ringgo. 

Vaksinasi demam berdarah saat ini telah mendapat rekomendasi untuk anak dan dewasa oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). Saat ini vaksinasi demam berdarah dapat diberikan pada setiap orang dengan rentan umur 6-45 tahun dengan anjuran dari dokter. 

Lebih lanjut, orangtua memiliki peran yang penting dalam meminimalisir jumlah kasus demam berdarah. Mereka diharapkan bisa waspada dan melakukan antisipasi dengan cepat saat terjadi lonjakan kasus demam berdarah di lingkungan rumah, sekolah, tempat penitipan anak, maupun tempat bermain anak. 

“Dengan adanya perlindungan dari demam berdarah yang komprehensif dengan #Ayo3MPlusVaksin, kami merasa lebih tenang karena bisa memberikan perlindungan lebih dan mengurangi kemungkinan terjangkit demam berdarah berat sehingga harus menjalani rawat inap di rumah sakit,” ungkap Ringgo.

Sabai mengatakan vaksin DBD ia lakukan di rumah, bahkan tanpa efek samping apa-apa dan langsung bisa melakukan kegiatan.

“Anak pertama vaksin di rumah, disuntik pagi efeknya biasa aja, malah sorenya dia langsung main basket,” kata Sabai.  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *