
Selain dapat memenuhi kebutuhan konsumsi, bahan makanan dan minuman juga dapat dibuat produk lain seperti bioetanol. Bioetanol adalah senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alami yang dapat mengurangi polusi udara. Lebih jelasnya, yuk simak artikel ini!
Bioetanol
Bioetanol termasuk kedalam produk fermentasi yang merupakan salah satu alternatif bahan bakar cair yang diproduksi dari karbohidrat, gula dan biomassa yang mengandung lignoselulosa. Bioetanol termasuk kedalam senyawa alkohol yang terbentuk dari proses fermentasi yang dibantu oleh mikroba.

Bioetanol dapat menurunkan emisi gas berbahaya yaitu CO, NO dan SO2 dan menghasilkan gas rumah kaca yang rendah bila dibandingkan dengan bahan bakar minyak bumi. Bahan bakar untuk transfortasi, Liquid Natural Gas (LNG), Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) sebagai produk yang dapat menggunakan bioetanol sebagai alternatif.
Pangan untuk pembuatan bioetanol
Hasil pertanian yang telah digunakan sebagai bioetanol komersial adalah tebu, singkong, kentang, gandum, molases, ubi dan jagung. Namun, yang paling sering digunakan, yaitu jagung dan singkong, karena singkong memiliki kandungan pati yang tinggi. Selain itu, singkong memiliki harga yang murah dan banyak diproduksi. Singkong memerlukan 2,4-3 kg; ubi jalar 1,5-2 kg; jagung 6-7 kg; sagu 1,2-1,6 kg; tetes (molases) 4,5-5,2 kg dan tebu 1,12 kg untuk dibuat etanol 1 liter per varian bahan yang akan digunakan.
Pada beberapa penelitian telah dilakukan, dalam pembuatan bioetanol digunakan metode degradasi pati enzimatik secara ganda, pada pati singkong digunakan jamur Aspergillus fumigatus. Bioetanol dari limbah kentang menggunakan campuran kultur Aspergillus niger dan Saccharomyces cerevisiae. Mikroorganisme yang paling sering digunakan untuk pembuatan etanol yaitu Saccharomyces cerevisiae.

Bioetanol di Indonesia
Bioetanol telah digunakan diberbagai negara, contohnya di negara Brazil menggunakan campuran 24% etanol dan 76% bensin. Di Indonesia baru dikenal dan dikembangkan pada tahun 2010 yang dikenal dengan biomassa.
Namun, saat ini telah tersedia bahan bakar dengan penambahan bioetanol yang dikeluarkan oleh PT. Pertamina dan dipasarkan pada bulan Juli 2023, produk tersebut diberi nama Pertamax Green 95 dengan 5% bioetanol yang terbuat dari singkong dan tebu. Produk tersebut memiliki nilai oktan 95 yang diklaim memiliki akselerasi lebih baik dari BBM sebelumnya. Telah tersedia di 15 SPBU di Indonesia, 5 SPBU di Jakarta dan 10 SPBU di Surabaya.
Pangan, terutama yang mengandung pati tinggi dapat dijadikan bahan pembuatan bioetanol dengan menggunakan proses fermentasi. Sahabat Sehat yang tinggal di beberapa wilayah Indonesia juga sudah bisa menggunakannya. Pembuatannya juga dapat dilakukan oleh segmen UMKM atau home industry.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP