
Pemanasan global mulai memperlihatkan dampaknya, salah satunya perubahan iklim yang cukup ekstrem. Awalnya terik saat siang hari, namun hujan lebat di sore hari. Efek rumah kaca, industri pertambahan menghasilkan CO2 yang berdampak pada kualitas udara diatmosfer dan juga berdampak untuk kesehatan.
Baru-baru ini di Serbia, peneliti mengembangkan pohon cair yang mampu menyerap CO2. Lebih jelasnya, yuk simak penjelasan berikut!

Apa itu Liquid Tree?
Liquid tree atau LIQUID-3 adalah suatu alat yang dikembangkan oleh Dr Ivan Spasojevic, Ph.D. dalam ilmu Biofisika, dan salah satu penulis proyek dari Institut Penelitian Multidisiplin di Universitas Beograd, sebagai alat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kualitas udara. Latar belakang pembuatan alat ini karena banyaknya kasus kematian di Serbia akibat polusi udara yang mencapai 175 per 100.000 orang yang didapatkan dari hasil analisis pada tahun 2019 dan diikuti oleh negara Georgia dan Bulgaria.
Nah, Liquid Tree berupa foto-bioreaktor berbentuk aquarium yang berisi 600 liter air dengan mikroalga yang dapat bekerja untuk mengikat CO2 dan menghasilkan O2 murni melalui fotosintesis.

Mengenal Mikroalga
Mikroalga yang pada umumnya disebut filoplankton memiliki diameter tubuh 3-30 µm dengan berukuran seluler dan merupakan organisme tumbuhan yang paling primitif. Mikroalga hidup ditempat yang lembab serta hidup di perairan tawar, payau maupun laut. Mikroalga juga berperan sebagai produsen primer di perairan yang dapat berfotosintesis, bahkan dapat menggantikan dua pohon berumur 10 tahun atau 200 meter persegi rumput. Tingkat efisiensinya untuk memfiksasi CO2 10-50 kali lebih tinggi dibandingkan dengan tumbuhan darat.
Kualitas udara di Indonesia
Tingkat polusi akan berdampak pada kesehatan dan angkat harapan hidup. Indonesia telah kehilangan angka harapan hidup sekitar 1,2 tahun pada tingkat polusi saat ini. Bahkan, Indonesia menempati peringkat pertama di Asia Tenggara dengan konsentrasi PM2,5 (konsentrasi unsur partikulat halus) yaitu 34,3 μg/m3. Hasil tersebut didapatkan dari laporan Kualitas Udara Dunia IQAir 2021 pada Maret 2022.
Francine Pickup, Resident Representative of the United Nations Development Programme (UNDP) di Serbia, menjelaskan bahwa diperkirakan 75% dari total emisi CO2 di dunia berasal dari wilayah perkotaan, jumlah ini sebagian besar berasal dari lalu lintas, serta alat pendingin dan pemanas ruangan.
Sahabat Sehat, Liquid Tree ini bukan untuk menggantikan hutan, tetapi hanya membantu mengurangi emisi CO2 dengan lahan yang terbatas. Semoga kedepannya, Indonesia dapat menerapkan pohon cair ini seperti yang telah dilakukan di Serbia.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP